pendapatan nasional



Pendapatan nasional
Pendapatan national (national income) mencakup seluruh pendapatan yang diterima oleh sumber daya milik orang amerika, tanpa memandang sumberdaya tersebut beralokasi di amerika atau di luar negeri. National income adalah hasil dari beberapa penyesuaiyan pada net domestic product. Pertama, nilai neto di produksi sumberdaya milik orang amerika di luar negeri pendapatan neto yang di terima dari produksi tersebut) harus di tambahakan net domestic product.
Kedua nilai barang dan jasa akhir di hitung atas dasar harga pasar, tetapi karena adanya subsidi pemerintah (seperti pembayaran pada pengembang rumah sederhana) , maka beberapa produk di jual lebiih rendah dari ada yang di terima pemilik sumber daya. Mengigat subsidi di terima sebagai pendapatan, maka harus di masukan dalam national income (meskipun tidak termasuk dalam aharga jual).
Ketiga, karena adanya pajak usaha tidak langsung, seperti pajak penjualan, pajak property dan cukai, beberapa produk di jual dengan harga yang lebih tinggi dari pada yang diterima dari sumber daya. Contohnya, satu gallon bensin di jual seharga $1,25, tetspi sekitar$0,25 harus di bayarkan sebagai pajak kepada pemerintah sebelum pemilik sumberdaya menerima apa-apa.
Kebijakan fiscal
Damapak kebijakan fiscal terhadap perekonomian melalui jalur mekanisme yang bermacam-macam, dari peningkatan sejahtera sampai penstabilan anggaran. Sebagai mana kebijakan fiskal menggunkan belanja pemerintah, pembayaran transfer, pajak, dan pinjaman untuk mempengaruhi variable makro ekonomi seperti tenaga kerja, tingkat harga dan tingkat GDP. Alat kebijakan fiscal dapat di pisahkan menjadi dua katagori yaitu : kebijakan fiscal stabilisator otomatis dan diskrit. Stabilisator otomatis  adalah pos pendapatan dan belanja dalam anggaran belanja pemerintah federal yang berubah secara otomatis dengan meningkatnya ataupun menurunnya kondisi perekonomian, sehingga menstabilkan disposable income, konsumsi dan pendapatan nasional riil. Sebagai contoh pajak pendapatan adalah stabilator otomatis karena: (1) tidak di perlukannya tindakan dari perwakilan rakyat untuk pelaksanaanya tahun demi tahun, dan (2) mereduksi anjloknya pendapatan selama resesi dan mereduksi lonjakan pendapatan selama ekspansi. Untuk kebijakan fiscal diskrit di perlukan kebijakan yang sifatnya terus menerus secara sengaja terhadap belanja pemerintah, perpajakan dan transfer untuk mencapai tujuan makro ekonomi seperti : fullemployment, stabilitas harga dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Ringakasannya adalah bahwa, pada tingkat harga tertentu, kenaikan belanja pemerintah atau transfer akan menaikan jumlah GDP riil yang diminta; dan kenaikan pajak menurunkan jumlah GDP riil yang diminta, hal lain di asumsikan konstan.
Kebijakan fiskal diskrit dalam merespon kesenjangan ekspansi
Misalkan tingkat harga ekuilibrium jangka pendek melebihi tingkat atas dasar kontrak jangka panjang, sehingga output melebihi GDP potensial. Dalam wxhibit 4, kurva penawaran agregrat-agregrat. AD’, menghasilkan tingkat harga aktual yang lebih tinggi. Sehingga tingkat ekuilibrium output jangka pendek semula adalah sebesar 58,5 triliun, perekonominan kemudian menghadapi kesenjangan ekspansi sebesar $0.5 triliun. Biasanya, kesenjangan ini akan tertutup oleh pergeseran kurva penawaran agregrat jangka pendek kedalam, sehingga akan mengembalikan perekonomian pada tinggkat output potensial tetapi pada tingkat harga yang lebih tinggi. 
Kebijakan Moneter
Yang dimaksud kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik dengan mengatur jumlah uang yang beredar. Yang dimaksud dengan kondisi lebih baik adalah meningkatnya output keseimbangan dan atau terpeliharanya stabilitas harga. Melalui kebijakan moneter, pemerintah dapat mempertahankan, menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam upaya mempertahankan kemampuan ekonomi bertumbuh, sekaligus mengendalikan inflasi.
Jika yang dilakukan adalah menambah jumlah uang beredar, maka pemerintah dikatakan menempuh kebijakan moneter ekspansif. Dimana kebijakan moneter ekspansif bertujuan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar. Sebaliknya jika jumlah uang beredar dikurangi, maka pemerintah menempuh kebijakan moneter kontraktif atau kebijakan uang ketat. Kebijakan ini dilakukan saat perekonomian mengalami inflasi.
Daftar pustaka
A McEachern William, EKONOMI MAKRO. Pendapatan nasional, jakarta salemba empat, 2000

Share This Article:

CONVERSATION

0 komentar :

Posting Komentar